KATA PENGANTAR
Segala
puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT serta shalawat dan salam kami
sampaikan hanya bagi tokoh dan teladan kita Nabi Muhammad SAW. Diantara sekian
banyak nikmat Allah SWT yang membawa kita dari kegelapan ke dimensi terang yang
memberi hikmah dan yang paling bermanfaat bagi seluruh umat manusia, sehingga
oleh karenanya kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik dan tepat waktu.
Adapun
maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu
tugas yang diberikan oleh guru pada mata kuliah “MANAJEMEN RISIKO”
Dalam
proses penyusunan makalah ini kami menjumpai hambatan, namun berkat dukungan
materil dari berbagai pihak, akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan cukup baik, oleh karena itu melalui
kesempatan ini kami menyampaikan terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya
kepada semua pihak terkait yang telah membantu terselesaikannya tugas ini.
Segala
sesuatu yang salah datangnya hanya dari manusia dan seluruh hal yang benar
datangnya hanya dari agama berkat adanya nikmat iman dari Allah SWT, meski
begitu tentu tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu segala
saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat kami harapkan demi
perbaikan pada tugas selanjutnya. Harapan kami semoga tugas ini bermanfaat
khususnya bagi kami dan bagi pembaca lain pada umumnya.
Makassar, April 2017
Penyusun
DAFTAR ISI
Sampul.........................................................................................................
Kata
pengantar............................................................................................. 1
Daftar
isi...................................................................................................... 2
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar
Belakang............................................................................... 3
B.Rumusan
Masalah........................................................................... 4
C.Tujuan
Penulisan............................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN
A.Pengertian
Risiko Operasional........................................................ 6
B.Bentuk-Bentuk
Risiko Operasional................................................ 7
C.Pengukuran
Risiko Operasional...................................................... 13
D.Biaya
Untuk Risiko Operasional.................................................... 16
E.Risiko
Operasional dan Modal kerja............................................... 16
F.Contoh
Kasus.................................................................................. 17
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan..................................................................................... 19
B.Saran............................................................................................... 19
Daftar
Pustaka............................................................................................. 21
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen
risiko merupakan salah satu elemen penting dalam menjalankan bisnis perusahaan
karena semakin berkembangnya dunia perusahaan serta meningkatnya kompleksitas
aktivitas perusahaan mengakibatkan meningkatnya tingkat risiko yang dihadapi
perusahaan. Sasaran utama dari implementasi manajemen risiko adalah melindungi
perusahaan terhadap kerugian yang mungkin timbul. Lembaga perusahaan mengelola
risiko dengan menyeimbangkan antara strategi bisnis dengan pengelolaan
risikonya sehingga perusahaan akan mendapatkan hasil optimal dari
operasionalnya.
Kita
harus bisa menemukan kerugian potensial yang mungkin terjadi dan mencari cara
untuk menangani risiko tersebut. Dunia bisnis pun tak luput dari ketidakpastian.
Ketidakpastian dalam dunia bisnis akan menyebabkan terjadinya risiko bisnis.
Perusahaan merencanakan untuk menggencarkan promosi produknya dengan harapan
penjualanya dapat meningkat. Dengan analisis yang mendalam diperkirakan
penjualan setelah adanya promosi besar-besaran tersebut dapat meningkat
sebanyak 20%. Tetapi kenyataanya penjualan hanya dapat meningkat 10%. Ini
merupakan salah satu bentuk risiko yang terjadi dalam dunia bisnis. Risiko
dalam bisnis tidak bisa diabaikan begitu saja. Perusahaan perlu menganalisis
kemungkinan kerugian potensi dalam bisnisnya tersebut kemudian mengevaluasi dan
mencari cara untuk menanggulanginya. Dengan demikian diharapkan bisnis yang
dijalaninya dapat sukses meraih tujuan dengan mudah. Risiko merupakan sesuatu
yang pasti akan terjadi ketika kita melakukan suatu tindakan. Risiko adalah
berbagai kemungkinan yang terjadi pada periode tertentu. Risiko sering
dikaitkan dengan kerugian. Jadi risiko adalah ketidakpastian yang mungkin
melahirkan kerugian atau peluang terjadi sesuatu yang bad outcame.
Setiap
organisasi perusahaan selalu menanggung risiko. Risiko, bisnis, kecelakaan
kerja, bencana alam, perampokan, dan pencurian, kebangkrutan adalah beberapa
contoh dari risiko yang lazim terjadi di berbagai perusahaan. Terutama
perusahaan yang tidak melakukan tindakan apa-apa, bahkan tindakan preventif pun
tidak dilakukan. Perusahaan ini tidak melakukan tindakan untuk pencegahan
risiko yang akan timbul nantinya.
Kondisi terjadinya risiko operasional
(operasional risk) sangat dipengaruhi oleh bagus dan rendahnya kematangan
manajemen yang dimiliki oleh manajer suatu perusahaan. Seorang manajer dalam
mengambil setiap keputusan harus selalu memikirkan dampak yang akan timbul baik
secara jangka pendek maupun jangka panjang. Seperti jika ingjin menaikkan
jumlah produksi atau menambah karyawan baru. Jika jumlah produksi ditingkatkan
apakah persediaan bahan baku di gudang dan di pasaran tersedia dalam jumlah
yang mencukupi, serta apakah bahan baku yang dimiliki memeiliki kualitas yang sama
untuk masa produksi secara jangka panjang.
Misalnya untuk menambah produksi saos cabe (chili souce) bagi
seoreang manajer produksi harus memperhatikan dengan betul-betul jika pasaran
cabe dipasaran selalu berada dalam kondisi normal price (harga normal) dan jika
harga cabe menuju kepada kondisi harga tidak normal maka apa antisipasi yang
harus dilakukan oleh seorang manajer produksi agar operasional produksi tidak
terhenti dan order pembelian dapat terus dilakukan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Risiko Operasional
?
2. Bagaimana bentuk-bentuk dari Risiko
Operasional ?
3. Bagaimana pengukuran dari Risiko
Operasional ?
4. Berapa biaya untuk Risiko Operasional
?
5. Bagaimana Risiko Operasional dan Modal
Kerja ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari
Risiko Operasional.
2. Untuk mengetahui bentuk-bentuk dari
Risiko Operasional.
3. Untuk mengetahui pengukuran dari
Risiko Operasional
4. Untuk mengetahui biaya untuk Risiko
Operasional.
5. Untuk mengetahui Risiko Operasional
dan Modal Kerja.
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian resiko
operasional
Risiko operational merupakan risiko yang umumnya bersumber
dari masalah internal perusahaan, dimana risiko tersebut terjadi disebabkan
oleh lamanya sistem kontrol manajemen (management controlsystem). Yang
dilakukan oleh pihak internal perusahaan. Misalnya risiko operational adalah
risiko pada komputer karena telah terserang virus, kerusakan maintenance
pabrik, kecelakaan kerja, kesalahan dalam pencatatan pembelian barang dan tidak
adanya kesepakatan bahwa barang yan dibeli dapat ditukar kembali dan
sebagainya.
Risiko operasonal dapat menimbulkan kerugian keuangan secara
langsung maupun tidak langsung dan kerugian potensial atas hilangnya kesempatan
memperoleh keuntungan. Risiko ini merupakan risiko yang melekat (inherent)
pada setiap aktivitas fungsional Bank, seperti kegiatan perkreditan (penyediaan
dana), tresuri dan investasi, operasional dan jasa, pembiayaan perdagangan,
pendanaan dan instrumen utang, teknologi sistem informasi dan sistem informasi
manajemen, dan pengelolaan sumber daya manusia.Risiko operasional bukanlah hal
baru walaupun disadari merupakan risiko yang paling akhir terdefinisikan dalam
Basel II.
Definisi “Operational Risk” seperti digariskan dalam Bassel
II Capital Accord mendefinisikan operational risk sebagai risiko kerugian yang
terjadi sebagai akibat inadequate atau failed internal processis, people dan
systems atau sebagai akibat dari eksternal events. Meskipun memasukkan unsur
legal risk kedalamnya, Bassel II itu tidak memuat bussines, strategic, dan
reputation risk sebagai bagian dari operational risk tersebut.
Definisi risiko operasional dalam Basel II adalah termasuk
risiko hukum, namun tidak mencakup risiko bisnis, strategis dan
reputasi.Menurut (Mamduh:2009) risiko operational merupakan tipe risiko yang
paling tua, tetapi yan paling sedikit dipahami dibandingkan dengan tipe risiko
lainnya. (misalkan risiko pasar ataupun risiko tingkat bunga). Perusahaan sudah
mengenali risiko operational meskipun dengan nama yang berbeda. Sebagai contoh
perusahana selalu berusaha memperbaiki sistem, prosedur, atau proses bisnis
melalui manajemen kualitas, perusahaan memberikan training kepada karyawannya agar
mereka semakin terlatih dan semakin sedikit membuat kesalahan. Dalam konteks
manajemen risiko, upaya terseut dipandag sebagai upaya untuk mengelola atau
menurunkan risiko operational.
B.Bentuk-bentuk risiko operasional
Ada
beberapa factor yang mampu memberi pengaruh pada terbentuknya operational risk,
yaitu:
a.
Risiko
pada Komputer (Computer Risk)
Risiko pada bidang computer ini
biasa terjadi karena berbagai faktor seperti faktor masuknya virus disebabkan
oleh proteksi software yang tidak memadai. Dalam suatu perusahaan kebutuhan
seorang IT (informan technology) yang memiliki kualitas dan kompetensi yang
memadai bahkan jika diperlukan memiliki reputasi sangat diperlukan.Pada era
sekarang ini setiap kemajuan teknologi perangkat lunak selalu diikuti dengan berbagai
permasalahan yang timbul. Hacker adalah salah satu yang begitu tertarik untuk
menggeluti bidang perangkat lunak sertamencoba menerobos setiap proteksi yang
dibuat oleh suatu lembaga. Yang tidak terkecuali adalah lembaga perbankan
seperti pada kasus pembobolan ATM dengan mempergunakan kartu ATM palsu,
pembuatan website palsu suatu perbankan sehingga nasabah terkecoh dan banyak
yang mentransfer uang ke website palsu tersebut.
Menurut
Husein Umar ada beberapa sebab-sebab utama kerusakan sistem komputer,
serta pengidentifikasian akibat
kerusakan komputer yang umum, yaitu :
Tabel
: Sebab-sebab Utama Kerusakan Sistem Komputer
Uraian
|
Presentase
|
Kesalahan
tegang listrik
|
9%
|
Kesalahan
pemakai
|
11%
|
Akibat
air dan api
|
20%
|
Kecurangan,
pencurian
|
30%
|
Kerusakan
hardware/software
|
30%
|
Dari
tabel di atas dapat kita lihat bahwa kerusakan hardware/software serta
kecurangan, pencurian adalah yang tertinggi yaitu sama-sama 30% (tiga puluh
persen).
Tabel
Pengidentifikasian Akibat Kerusakan Komputer yang Umum
Akibat
|
%
|
Kerugian
bisbis dan konsumen
|
24
|
Kerugian
kredibilitas atau goodwill
|
21
|
Masalah
cash-flow
|
21
|
Berkurangnya
kualitas pelayanan terhadap konsumen
|
18
|
Ketidakmampuan
menggaji karyawan
|
12
|
Tumpukkan
pekerjaan dan Kerugian produksi
|
11
|
Kerugian
data
|
10
|
Kerugian
financial
|
9
|
Kerugian
manajemen rekening konsumen
|
8
|
Kerugian
pengawasan keuangan
|
7
|
b.
Kerusakan
Maintenance Pabrik
Bagi
setiap perusahaan khususnya perusahaan yang memiliki mesin sangat mengandalkan
pada kualitas peralatannya dalam menunjang produksi, maka biaya pada
pemeliharaan, perawatan dan pergantianperalatan pabrik bersifat rutin.
Peralatan atau maintenance pabrik jika dilihat dari segi harga dipasaran
memiliki nilai yang berbeda-beda, ada yang rendah,sedang dan tinggi.Serta lebih
jauh ada yang dapat diperoleh didalam negri ada yang harus diimpor.jika harus
diimpor maka artinya perusahaan harus menyediakan mata uang asing untuk dapat
memesan dan membeli peralatan tersebut.begitu pula dengan teknisi yang
diperlukan untuk mengoperasionalkan mesin pabrik juga harus terlebih dahulu
dilatih,disekolahkan agar mengerti dengan benar setiap permasalahan yang timbul
dikemudian hari.
Oleh
karena itu,beberapa resiko yang harus ditanggung oleh suatu industri pada saat
timbulnya kerusakan maintenance pabrik adalah :
1. Terhentinya aktivitas produksi selama
beberapa saat. Diusahakan penghentian aktivitas produksi tidak memakan waktu
yang lama misalnya sampai berhari-hari sehingga lebih jauh bias megganggu
setiap order yang sudah diterima;
2. Biaya service (service cost) dengan
mendatangkan tenaga ahli, jika perusahaan tidak memilikinya;
3. Biaya pergantian dalam bentuk
pembelian baru beberapa peralatan pabrik. Dan persoalan yang lebih jauh jika
barang yang dipesan tersebut tidak tersedia dipasaran dengan cepat, sehingga
mengharuskan perusahaan untuk memesan terlebih dahulu dan ini akan memakan
waktu yang lama.
c. Kecelakaan
kerja
Kecelakaan
kerja terjadi pada saat suatu perusahaan tidak menerapkan dan memberlakukan
suatu konsep keselamatan dan jaminan bekerja sesuai barang dengan aturan dan
ketentuan yang berlaku. Kadang kala beberapa perusahaan tidak mengindahkan
serta menerapkan konsep keselamatan dan jaminan kerja sesuai dengan ketentuan,
dengan tujuan menghindari pengeluaran biaya (cost). Penghindaran biaya tersebut
mencakup beberapa hal seperti :
1. Biaya asuransi kepada setiap karyawan
yang harus dibayar setiap bulannya.
2. Biaya tanggungan pada saat karyawan
mengalami kecelakaan dan pihak asuransi belum
menyerahkan atau belum keluarnya ajuan klaim asuransi yang diajukan.
Sehingga menunggu proses keluarnya klaim asuransi menyebabkan pihak perusahaan
harus menanggung sementara waktu.
3. Jika
aturan tentang jaminan dan konsep keselamatan kerja dicantumkan pada setiap
kontrak kerja dengan para karyawan maka jika perusahaan tidak mematuhi
kesepakatan tersebut maka memungkinkan untuk dituntut atau diajukan ke
pengadilan di kemudian hari karna faktor pelanggaran kontrak dan harus membayar
ganti rugi dengan jumblah yang sesuai dengan permintaan pihak penggugat.
d.
Kesalahan dalam Pembukaan Secara Manual
(Manual Risk)
Resiko
dalam bidang pembukaan secara manual sebenarnya terjadi karna bebrapa sebab
seperti :
1. Pembukaan secara manual ditulis atau
dicatat umumnya di kertas,sehingga pada saat suatu kantor mengalami
kebanjiran,kebakaran,kesalahan dalam tidak bisa atau sulit untuk mencari
penggantinya.
2. Jika kesalahan dalam pencatat secara
pembukuan terjadi maka penyelesaian dan pencarian sumber masalahnya juga harus
dilakukan secara manual. Seperti kesalahan dalam pembuatan pada income
statement maka pelacakannya proses dimana sumbernnya harus dicari pada
buku atau catatan dan juga penulusurannya harus dilakukan hingga ke buku jurnal
serta pada setiap kuitansi dan berbagai bukti tertulis lainya.sehingga jika
kejadian ini sering terjadi maka waktu yang dibutuhkan terlalu lama.memang
salah satu keuntungannya bukti fisik langsung ditemukan. Namun jika ini
dilakukan dengan komputer, maka dengan hanya melihat nomor seri dari setiap
bon,faktur dan sebagainya dengan cepat akan selesai.jika dilakukan secara
computer maka pihak perusahaan bisa membuat sebuah website atau email pribadi
kantor yang bersifat rahasia dan menyimpan data-data rahasia dengan password
rahasia juga,sehingga jika seorang pimpinan sedang brada diluar kota atau luar
negri maka dengan data yang tersimpan via internet tersebut memugkinkan
pekerjaan dapat terus berlangsung dan berbagai data dapat dengan mudah
diperoleh.
3. Proses penyusunan pembukuan akan
berlangsung dengan waktu yang lama sehingga pekerjaan menjadi tidak efisien dan
efektif.efisien dilihat dari segi biaya dan efektif dilihat dari segi waktu.
4. Setiap pengiriman informasi harus
dilakukan melalui kantor pos atau jasa pengiriman surat.sementara dengan
penggunaan teknologi sudah dapat dilakukan dengan cara email atau via internet.
e. Kesalahan Pembelian Barang dan Tidak Ada
Kesepakatan Bahwa Barang yang Dibeli Dapat Ditukar Kembali
Resiko
seperti ini timbul pada saat kesepakatan dalam setiap pembelian barang tidak
diikuti dengan perjanjian bahwa barang tersebut bisa di tukar kembali dan
berbagai kesepakatan lainnya. Sehingga pada saat kesepakatan tersebut tidak
dibuat maka perusahaan harus mengalami atau menanggung beberapa resiko
kerugian,yaitu sebagai berikut :
1. Adanya barang yang sudah dibeli dengan
harapan dapat terjual namun tidak laku terjual dan tidak ada perjanjian barang
tersebut bisa ditukar sehingga perusahaan mengalami kerugian.
2. Pada saat barang sudah dijual namun
ternyata ada sisa dan itu tidak bisa ditukar dengan yang baru,maka ini
memaksakan perusahaan untuk menjualnya dengan harga yang murah dengan asumsi
daripada barang tersebut tidak dijual dipasaran atau mengalami kadaluarsa.
3. Perusahaan tidak bisa melakukan
penghematan biaya.karena kontrak dagang dengan para mitra bisnis bersifat tunai
dan tidak ada konsep service purna jual.
f.
Pegawai Outsourcing
Penerimaan
dan penempatan pegawai secara konsep outsourcing memberi pengaruh besar bagi
perusahaan baik secara jangka pendek dan jangka panjang. Pegawai outsourcing
biasanya pegawai yang disediakan oleh suatu lembaga penyedia pegawai dan
kemudiaan suatu perusahaan menghubungi perusahaan tersebut untuk dipekerjakan
sebagai kontrak pada perusahaan, atau suatu perusahaan sebagai pegawai dengan
perjanjian secara outsourcing. Pada saat ini banyak perusahaan yang menerapkan sistem
outsourcing dengan berbagai alasan yaitu sebagai berikut :
1. Biaya yang dikeluarkan lebih murah
karena perusahaan tinggal menghubungi lembaga penyalur kerja. Jika selama ini
perusahaan melakukannya sendiri seperti membuat tim penerimaan dan seleksi (recruitmen
and selection) karyawan dan juga membuat pelatihan (training) maka
dengan adanya jasa penyalur tenaga kerja memungkinkan cost yang dikeluarkan
untuk itu menjadi lebih sedikit.
2. Pegawai yang berasal dari outsourcing
dianggp lebih memiliki kesiapan karena sudah dipersiapkan.
3. Perusahaan hanya memiliki dan
bertanggung jawab kepada lembaga penyalur tenaga kerja dan itu dilakukan sesuai
dengan kontrak kerja sama yang disepakati.
4. Tidak ada biaya fixed costyang harus ditanggung
dan dipersiapkan, seperti pada saat pegawai tersebut akan pensiun maka harrus
menyiapkan uang pesangon atau dana pensiun.
5. Perusahaan bisa dengan mudah menggnti
karyawan tersebut setelah habis masa kontrak karena perjanjian dilakukan sesuai
dengan isi kontrak kerja.
g. Globalisasi dalam Konsep dan Produk
Era globalisasi telah memberi
perubahaan besar bagi konsep konsep bisnis pada seluruh sektor bisnis, baik
finansial dan non finansial, sehingga penciptaan konsep produk dibuat untuk bisa
menampung keinginan globalisasi tersebut, jika tidak maka artinya produk
tersebut tidak akan laku di perusahaan secara baik. Mayarakat pada era sekarang
ini adalah sebuah bentuk dari struktur masyarakat global yang menggunakan
produk global dan menerapkan cara berfikir global.
Karena faktor itu perusahaan
dituntut untuk menerapkan manajemen yang berbasis konsep global yang secara
tidak langsung mekanisme operasional perusahaan juga harus bersifat global.
Untuk mewujudkan ini perlu perlu dilakukan pelatihan dan pendidikan bagi para
karyawan agar mengetahui konsep dan cara berfikir secara global yang nantinya
akan tertuang dalam bentuk hasil produk.
Untuk
menerapkan konsep global tersebut perusahaan harus dengan cepat melakukan
adaptasi dalam menyesuaikan setiap perubahaan sekarang ini dengan kondisi
realita di perusahaan. Seperti penggunaan teknologi modern yang memiliki
spesifikasi tinggi sehingga cepat terkoneksi dengan berbagi permasalahan, baik
pengaduan masalah yang datang dari internal perusahaan maupun yang
berasal yang dari pihak eksternal. Sehingga tidak terjadi penumpukan
dalam penanganan masalah, namun masalah akan lebih cepat terselesaikan.
Oleh
karena itu, solusi penerapan yang harus diterpkan adalah, “Berfikir,
merencanakan, dan merealisasikan semua aktivitas usaha dengan menerapkan
standar-standar internasional terutama aktivitas yang terkait dengan aspek
permodalan, regulasi, transparansi atau komunikasi, teknologi serta kompetensi
manajemen dan karryawan. Sehingga dengan penerapan seperti itu diharapkan
antisipasi perusahaan terhadap risiko operasional dari segi global akan dapat
dihindari atau minimal diperkecil.
C.
Pengukuran Risiko Operasional
Menurut
Mamduh salah satu teknik untuk mengukur risiko operasional adalah dengan mengggunakan
dua klasifikasi berikut ini.
1. Frekuensi atau probabilitas terjadinya
risiko.
2. Tingkat keseriusan kerugian atau impactdari risiko tersebut.
Penggukuran
risiko operasional dapat kita lakukan dengan menempatkan tingkatan dari setiap
bentuk risiko yang terjadi. Yaitu semakin tinggi risiko maka semakin tinggi
kemungkinan untuk memperoleh returnyang
diharapkan ( actual return ), dengan asumsi risiko danreturn(pengembalian)
bersifat linear. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada gambar di bawah ini
:
Keterangan
:
E(R) = Expected
return atau keuntungan yang diharapkan
δ
= Standar deviasi atau simpangan baku. Simpangan baku di sini sering
diartikan dengan tingkat risiko
yang semakin besar simpangan bakunya maka semakin besar tingkat risiko yang akan terjadi.
Pada
gambar di atas dapat kita pahami bahwa terdapat suatu hubungan kuat antara E(R)
dan δ. Dimana setiap titik-titik dan wilayah tersebut dapat kita jelaskan
sebagai berikut :
1. Posisi
I adalah dimana E(R) berada di posis yang paling tertinggi dan δ juga
berada di posisi yang tertinggi dalam artian semakin tinggi pengharapan pada
E(R) maka semakin tinggi kemungkinan terjadinya δ. Atau dengan kata lain di
sini kondisi maksimalitas expected
returnbersifat searah (linier) dengan risiko yang akan diterima.
Contohnya pada saat suatu perusahaan merencanakan untuk menambah kapasitas
produksi maka kemungkinan untuk meningkatkan penjualan pasti akan terjadi atau
profit perusahaan akan mengalami peningkatan, namun ini juga berakibat pada
terjadinya pada peningkatan pada proses produksi untuk mampu meningkatkan
jumlah produksi per unitnya yaitu jika sebelumnya perusahaan bisa memproduksi
4.000 unit maka sekarang harus ditingkatkan menjadi 4.700 unit. Kondisi ini
akan menimbulkan beberapa dampak pada risiko operasional perusahaan seperti :
a. Mesin produksi akan mengalami masa
penyusutan dengan cepatan karena dipakai dalam waktu lebih lama den bersifat
mengejar target produksi.
b. Kebutuhan bahan baku yang diperlukan
akan mengalami peningkatan yang tinggi dan tidak boleh terhenti karena
akan mempengaruhi pada kelancaran produksi secara tepat waktu.
c. Ketersediaan barang hasil produksi
harus selalu tersedia di gudang karena menyangkut dengan kelancaran order
pesanan dari para distributor atau para pembeli, karena jika hal ini mengalami
kemacetan maka kepuasan konsumen akan terganggu.
2.
Posisi II adalah dimana E(R) berada pada posisi rendah dan δ berada pada
posisi yang tinggi atau dengan kata lain E(R) dan δ bersifat tidak searah (non
linier). Posisi ini mengharuskan suatu perusahaan melakukan antisipasi dan
menerapkan strategi yang maksimal guna menghindari semakin terjadinya
pergerakan kenaikan risiko secara lebih tinggi, karena semakin tingginya risiko
yang terjadi akan menyebabkan beberapa hal pada perusahaan seperti:
a. Peningkatan kerugian perusahaan akan
terus bertambah dan lebih jauh dana cadangan akan banyak terkuras.
b. Jika risiko kerugian ini dibiarkan
secara terus menerus maka akan menyebabkan perusahaan berada dalam kondisi financial distress(kesulitan
keuangan).
c. Kredibilitas dan reputasi perusahaan
akan semakin menurun karena berbagai pihak mulai dari rekanan bisnis (business
partner) hingga para konsumen terutama konsumen aktual akan semakin kecewa.
d.Lebih
jauh mampu menimbulkan risiko kebangkrutan (bankrupt).
3. Posisi
III adalah dimana E(R) berada pada posisi rendah danδ bersifat searah (linier).
4. Posisi IV adalah dimana E(R) berada pada
posisi tinggi dan δ berada pada posisi rendah atau dengan kata lain E(R) dan δ
bersifat tidak searah (non linier). Pada kondisi ini ada beberapa
kondisi dan situasi yang perlu dicermati yaitu :
a. Risiko sangat sulit diprediksi tapi
jika terjadi mampu menempatkan posisi perusahaan berada pada titik/posisi II.
b. Kondisi dan situasi ini terjadi pada
saat kontrol risiko (risk control) menjadi lemah karena perusahaan
selama ini telah terbuai oleh profit (return yang terus-menerus mengalami
kenaikan).
c. Semangat kerja under pressure (di bawah tekanan) yang dilakukan oleh
pihak manajemen perusahaan tidak lagi seperti berada pada posisi II, dan ini
dapat berdampak pada penurunan kedisiplinan kerja serta target pekerjaan yang
harus dikerjakan.
5. Posisi
M adalah posisi yang dianggap
sebagai titik yang paling optimal untuk kondisi E(R) dan δ. Jika pihak
manajemen dan para komisaris perusahaan (para pemegang saham) menginginkan
kondisi yang stabil dalam artian safety
position maka sebaiknya memilih posisi/titik M saja.
D. Biaya untuk Risiko Operasional
Untuk mengatasi risiko operasional suatu
perusahaan harus membuat analisa yang mencakup:
a. Menghitung dan memetakan bentuk risiko
yang sedang dan akan dihadapi.
b. Memperhitungkan berapa biaya yang
harus dialokasikan menyangkut pengelolaan risiko.
c. Memutuskan pembentukan mekanisme
seperti apa yang layak diterapkan untuk mengelola risiko.
d. Memutuskan darimana sumber dana yang
dapat dialokasikan untuk mrendukung penyelesaian operational risk ini.
E. Risiko Opersional (Operational
Risk) dan Modal Kerja (Working Capital)
Pemahaman risiko operasional telah kita bahas
di atas secara dalam maka baiknya kita juga mengetahui pengertian dari modal
kerja (working capital). Modal kerja merupakan dana yang dikeluarkan
oleh perusahaan untuk membiayai aktivitas operasional setiap harinya, seperti
membeli bahan baku, membayar gaji pegawai, membayar gaji pegawai, upah buruh,
membayar listrik, membayar tagihan telepon, biaya kebersihan, dan berbagai
pengeluaran lainnya. Dimana setiap pengeluaran yang dilakukan tersebut dicatat
dan dibukukan secara terperinci.
Adapun tujuan pembuatan pembukuan tersebut
adalah:
a. Dapat dijadikan sebagai laporan
pertanggungjawaban kepada pimpinan perusahaan.
b. Dapat dijadikan sebagai alat prediksi
dalam memperkirakan berbagai kebutuhan perusahaan terutama untuk jangka
panjang.
c. Sebagai pedoman bagai berbagai pihak
yang berkepentingan untuk melihat kondisi perusahaan dalam menjalankan
aktivitasnya. Seperti para mahasiswa yang sedang melakukan KP (kerja praktek)
dan para peneliti lainnya.
d. Sebagai salah satu bahan rekomendasi
dalam pengambilan keputusan bagi seorang investor.
F. Contoh kasus
PT. Angkutan Sukses adalah sebuah perusahaan
angkutan bus yang beroperasi untuk wilayah Jakarta, Bandung, Semarang,
Yogyakarta, dan Surabaya. Menginginkan perusahaan yang dimilikinya semakin
sukses, maka salah satu permasalahnya ia mengharapkan kepada para manajer yang
di lapangan beserta dengan para karyawan lainnya untuk menjaga pelayanan (service)
dan sebagainya agar para penumpang merasa bahagia dan selamat sampai di
tujuan. Sebagai mana bunyi motto perusahaan yaitu, “Memberikan Pelayanan Prima
dengan Kepuasan yang Prima”.
Perusahaan PT. Angkutan Sukses selama ini
dianggap oleh masyarakat pengguna jasa angkutan sebagai salah satu
perusahaan yang memiliki citra baik dan dapat dipercaya. Sementara harga tiket
adalah sesuai dengan tarif yang ditetapkan oleh pemerintah.
Selama ini perusahaan angkutan PT. Angkutan
Sukses mendapat berbagai informasi yang terjadi, dan mereka berusaha
untuk mencarikan solusi terhadap permasalahan yang terjadi. Adapun bentuk
permasalahan tersebut adalah:
1. Di lapangan sering sekali para supir
dan kondektur bus menaikkan penumpang yang ada di jalan dengan tidak membayar
tiket, dan uang penumpang tersebut sering masuk ke kantong supir dan kondektur
bus. Karena para supir beralasan bahwa pendapatan mereka kecil dan perbuatan
itu mereka anggap sebagai bentuk pendapatan tambahan supir.
2. Permasalahan lain yang dihadapi oleh
manajemen PT. Angkutan Sukses adalah petugas tiket kadang kala bekerjasama
dengan supir untuk memasukkan keluarga, kerabat dekatnya, serta temannya agar
dapat ikut dengan tidak membayar atau hanya membayar setengahnya. Padahal
perusahaan PT. Angkutan Sukses tidak membenarkan ketentuan itu, bagi perusahaan
siapa saja yang ingin naik semuanya harus membayar sama dengan para penumpang
lainnya. Sehingga jumlah laporan kursi yang terpakai dan pemasukan finansial
dari hasil penjualan tiket tidak sesuai dengan yang dilaporkan.
3. Kondisi naiknya penumpang yang
melebihi kapasitas juga sering terjadi, yaitu dimana para penumpang yang
dinaikkan di tengah jalan atau naik dengan tidak membeli tiket namun membayar
hanya kepada supir saja, telah menyebabkan terjadinya kondisi kelebihan muatan.
Kondisi kelebihan muatan bisa berdampak pada tingkat kecelakaan yang tinggi
yang munggkin saja bisa terjadi.
4. Permasalahan lain yang juga ikut
memperumit keadaan adalah timbulnya pungil liar dilapangan, baik oleh petugas
yang tidak bermoral, calo tiket, dan preman yang ada di terminal bus.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Risiko operasional merupakan risiko yang umumnya bersumber dari
masalah internal perusahaan, dimana risiko ini terjadi disebabkan oleh lemahnya
sistem control manajemen (management control system) yang dilakukan oleh pihak
internal perusahaan. Bentuk-bentuk Risiko Operasional yaitu : Risiko pada komputer,
kerusakan maintenance pabrik, kecelakaan kerja, kesalahan dalam pembukuan
secara manual, kesalahan pembelian barang dan tidak ada kesepakatan bahwa
barang yang dibeli dapat ditukar kembali, pegawai outsourcing, dan globalisasi
konsep danproduk. Pengukuran Risiko Operasional dengan mengggunakan dua
klasifikasi berikut ini : Frekuensi atau probabilitas terjadinya risiko, dan
Tingkat keseriusan kerugian atau impactdari
risiko tersebut.
Untuk mengatasi risiko operasional suatu perusahaan harus membuat
analisa yang mencakup, yaitu : Menghitung dan memetakan bentuk risiko
yang sedang dan akan dihadapi, Memperhitungkan berapa biaya yang harus
dialokasikan menyangkut pengelolaan risiko, Memutuskan pembentukan mekanisme
seperti apa yang layak diterapkan untuk mengelola risiko, dan Memutuskan
darimana sumber dana yang dapat dialokasikan untuk mrendukung penyelesaian
operational risk ini.
Modal kerja merupakan dana yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk
membiayai aktivitas operasional setiap harinya, seperti membeli bahan baku,
membayar gaji pegawai, membayar gaji pegawai, upah buruh, membayar listrik,
membayar tagihan telepon, biaya kebersihan, dan berbagai pengeluaran lainnya.
B.
Saran
Saran
dari penulis untuk pembaca sekalian adalah sebelum kita masuk kedalam dunia
kerja alangkah baiknya untuk mempelajari atau memahami risiko yang akan terjadi
misalnya dibidang operasional, sehingga perusahaan atau tempat kita bekerja
dapat mengurangi terjadinya kecelakan kerja, dan untuk perusahaan sebaiknya di
adakan pelatihan kerja yang lebih matang agar kecelakan kerja dapat dihindari.
Penulis
menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, olehnya itu penulis
mengharapkan kritikan atau saran yang bersifat membangun.
DAFTAR
PUSTAKA
Http://thawonk.blogspot.com/2016/11/risiko-operasional.html
H.
Masyhud Ali, Manajemen Risiko ( Jakarta : PT RajaGrafindo
Persada, 2006), hal 272
mr pedro dan perusahaan pinjamannya benar-benar hebat untuk diajak bekerja sama. dia sangat jelas, teliti dan sabar saat dia membimbing saya dan istri saya melalui proses pinjaman. dia juga sangat tepat waktu dan bekerja keras untuk memastikan semuanya siap sebelum menutup pinjaman. mr pedro adalah petugas pinjaman bekerja dengan sekelompok investor yang membantu kami mendapatkan dana untuk membeli rumah baru kami, Anda dapat menghubungi dia jika Anda ingin mendapatkan pinjaman dengan tingkat rendah yang terjangkau 2 rio email dia di . pedroloanss@gmail.com atau chat whatsapp: + 1-863-231-0632
BalasHapus